Cyber Crime

Cyber Crime



 







Nama : Muhammad Reihal

Kelas : XI-TKJ2

Link Blog : https://muhammadreihal.blogspot.com/




SMK TAMAN SISWA JAKARTA 

 JLN.GARUDA NO 44











Daftar Isi :


-Pengertian Cyber Crime

-Pengertian Hacker DAN jenis-jenis Hacker

-Jenis-jenis Cyber Crime Berdasarkan Aktifitasnya

-Berikan macam-macam contoh kasus cyber crime (diseluruh dunia

-Bagaimana cara pencegahan cyber crime secara internal, eksternal maupun secara global

-kesimpulan/penutup

Pengertian cyber crime:


Ketika berselancar di dunia digital, Anda perlu berhati-hati dengan rasa nyaman di media sosial. Karena setiap pengguna internet berisiko mengalami cyber crime. Apa yang dimaksud dengan cyber crime? Cyber crime adalah berbagai macam akses ilegal terhadap suatu transmisi data. Dengan kata lain, kejahatan siber merupakan aktivitas yang tidak sah pada suatu sistem komputer atau masuk dalam kategori tindak kejahatan di dunia maya. Sasaran kejahatan siber ini adalah komputer yang terhubung ke jaringan internet.

Cyber crime dilakukan dengan beragam tujuan. Mulai dari iseng mengetes kemampuan hacking, hingga kejahatan serius yang bisa merugikan korbannya secara finansial. Salah satu kejahatan siber yang marak terjadi di Indonesia adalah social engineering attack atau rekayasa sosial. Social engineering merupakan teknik manipulasi yang memanfaatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan akses informasi pribadi atau data berharga 

3 Cara Pelaku Cyber Crime Mencuri Data Nasabah

Salah satu kasus cyber crime dalam rekayasa sosial adalah pencurian data nasabah perbankan. Agar Anda lebih berhati-hati dan tidak terkena serangan kejahatan siber ini. Berikut cara pelaku cyber crime mencuri data pengguna produk perbankan.

Collect Data Pengguna Dari Internet

Platform media sosial menjadi salah satu celah bagi pelaku cyber crime untuk bisa mengambil informasi awal milik seseorang. Mulai dari nama, nomor handphone, email, dan tanggal lahir menjadi data yang mudah untuk ditemukan di internet. Apalagi jika calon korbannya merupakan individu yang eksis di dunia maya dan gemar mengunggah hal-hal yang berkaitan dengan data dirinya.

Pengertian hacker dan jenis-jenis hacker :

Serangan hacker adalah mimpi buruk semua pemilik website. Itulah mengapa setidaknya Anda harus punya wawasan dasar tentang apa itu hacker.

Sebab, kerugian yang ditimbulkan dari serangan hack tidak sedikit lho. Contohnya, jika Anda punya toko online, bisa saja hacker mencuri data pribadi pelanggan, data nomor rekening, dan data penting lainnya. Menyeramkan sekali, bukan? 

Tapi tak usah khawatir. Di artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu hacker, jenis-jenis hacker, hingga cara mencegah serangan hack. Tentunya info ini sayang sekali jika Anda lewatkan begitu saja.

Hacker adalah seseorang yang mampu menerobos sistem keamanan komputer atau jaringan komputer berbekalkan skill pemrograman yang mumpuni. Tujuannya pun bermacam-macam, mulai dari mengetes sistem keamanan hingga melakukan tindak kriminal. 

Tindakan hacker yang merugikan pihak tertentu merupakan tindakan kriminal. Contohnya seperti mencuri data pribadi pada website toko online untuk diperjual-belikan.

Lebih ekstremnya lagi, hacker dapat mengancam dan meminta tebusan untuk mengembalikan website seperti semula. 

Sementara itu, ada pula hacker yang dimanfaatkan untuk tindakan legal. Misalnya seperti menguji sistem keamanan data perusahaan tertentu.

Nah, di artikel ini, serangan hacker yang akan dibahas adalah serangan hacker yang merugikan pemilik website. 

Apa Saja Jenis Hacker di Luar Sana?

Black Hat Hacker — Ini adalah jenis hacker yang paling dikenal dan harus Anda waspadai. Black Hat Hacker adalah hacker yang melakukan aktivitas ilegal. Mulai dari meretas sistem, mencuri data, menyebarkan malware, memata-matai, dan masih banyak lainnya.

White Hat Hacker  — Jenis hacker ini menggunakan keahlian meretasnya untuk mengevaluasi kelemahan suatu sistem. Sehingga keamananya bisa ditingkatkan lagi dan aman dari serangan hacker lain.

Blue Hat Hacker  — Jenis ini hampir mirip dengan White Hat Hacker. Bedanya, Blue Hat Hacker adalah hacker pihak ketiga yang bekerjasama dengan perusahaan untuk menemukan titik lemah di sistemnya.

Grey Hat Hacker  — Hacker ini adalah jenis hacker yang sering melakukan aktivitas tidak etis, tapi masih belum melanggar hukum. Misalnya, sengaja meretas suatu sistem dan hanya akan diperbaiki jika diberi imbalan.

Red Hat Hacker  — Dikenal juga dengan sebutan Hacktivism, jenis hacker ini melakukan peretasan karena ingin menyampaikan pesan. Entah itu ideologis, politik, sosial, atau agama. Contoh Red Hacker yang terkenal adalah Anonymous atau WikiLeaks.

Script Kiddies  — Jenis hacker ini hanya bisa melakukan aktivitasnya menggunakan script yang diciptakan oleh orang lain. Efeknya, Script Kiddies biasanya diremehkan di kalangan hacker. Namun, tindakan yang mereka lakukan tetap saja merugikan orang lain.


Jenis-jenis cyber prime :

Jenis-jenis Cyber Crime atau Kejahatan Siber :

Phishing.

2. Spoofing.

3. Cracking.

4. Serangan Ransomware. 

5. Serangan DDoS. 

6. Injeksi SQL. 

7. Carding.

8. Peretasan Situs dan Email.


Cyber crime atau serangan siber adalah segala bentuk kejahatan yang terjadi di dunia maya. Mengutip TechTarget, cyber crime diartikan sebagai aktivitas kriminal yang melibatkan komputer, jaringan dan perangkat yang terhubung dalam jaringan. Pelaku kejahatan siber menargetkan data pribadi atau perusahaan untuk dicuri dan dijual kembali.

Ancaman kejahatan siber semakin beragam dan bisa menyerang siapa saja. Menurut penelitian, ada 137,7 juta jenis malware yang ditemukan pada tahun 2020. Sementara itu pada tahun 2021, yakni di pertengahan tahun bulan Juni saja telah ditemukan 92,45 juta sampel malware. Itu artinya, perkembangan serangan siber semakin meluas dan bisa merugikan siapa saja.

Jenis-jenis Cyber Crime atau Kejahatan Siber :

1. Phishing

Phising adalah contoh cyber crime yang bertujuan untuk mencuri informasi dan data pribadi dari email, telepon, pesan teks atau link palsu yang mengaku sebagai instansi atau pihak-pihak tertentu. Cara kerja phishing yaitu mengelabui target dengan tipuan yang seolah terlihat normal padahal mereka tidak sadar bahwa data pribadi miliknya sedang dicuri.

Pelaku phishing mengincar data-data sensitif korban, seperti kata sandi, informasi kartu kredit, alamat email, dan one-time password (OTP). Data yang dicuri digunakan untuk tindak kejahatan seperti pencurian, penyalahgunaan identitas pribadi, hingga pemerasan uang.

2. Spoofing

Spoofing adalah penyamaran informasi seakan-akan berperan sebagai pihak berwenang, seperti dari bank atau pemerintah untuk tujuan kejahatan siber.

Mirip seperti phising yang mencoba mencuri data korban, bedanya, spoofing tak hanya mencuri data, tapi dalam beberapa kasus juga mengirimkan malware berbahaya ke perangkat atau website korban. Ada berbagai jenis spooofing, mulai dari identity spoofing, IP spoofing, DNS spoofing, hingga website spoofing.

3. Cracking

Cracking adalah percobaan memasuki sistem komputer secara paksa dengan meretas sistem keamanan software atau komputer untuk tujuan ilegal yang mengarah ke kriminalisme. Pelaku cracking melakukan aksinya untuk mencuri, melihat, memanipulasi data hingga penanaman malware.

Ada berbagai jenis cracking yang sering terjadi, misalnya password cracking, software cracking, dan network cracking. Berbagai jenis serangan cracking bisa kamu hindari misalnya dengan membuat kombinasi password unik, menggunakan VPN, mengunjungi situs yang sudah menggunakan HTTPS, dan menghindari klik tautan atau iklan di internet.

4. Serangan Ransomware malware yang menargetkan perangkat keras untuk mengambil informasi



berharga dari targetnya kemudian mengenkripsi dan mengunci file tersebut.

Jika ingin membuka atau mengakses kembali data-data tersebut, pelaku akan meminta uang tebusan ke korban. Apabila korban tidak mengabulkan permintaan tersebut, pelaku tak segan mengancam akan membuat data tidak bisa digunakan lagi.

Jenis cyber crime ini sering mengincar pengguna teknologi rumahan dengan tingkat melek teknologi yang masih kurang. Tujuan akhir serangan ransomware adalah untuk memeras korban untuk membayar sejumlah uang untuk dapat mengakses file yang telah dienkripsi.

5. Serangan DDoS

Distributed Denial of Service (DDoS) adalah contoh cyber crime dengan membuat lalu lintas server berjalan dengan beban berat hingga tidak bisa menampung koneksi dari user lain/overload.

Serangan yang populer dilakukan oleh hacker ini dibuat dengan cara mengirimkan request ke server secara terus menerus dengan transaksi data yang besar. Teknik penyerangan DDoS biasanya dilaksanakan dengan banyak cara, seperti virus dan kumpulan bot yang disisipkan pada malware yang disebut botnet.

6. Peretasan situs dan email

Kejahatan ini istilahnya deface website dan email. Yakni jenis kejahatan cyber crime dengan cara meretas sebuah situs ataupun email, serta mengubah tampilannya.

Dengan kata lain, penampilan website atau email kamu mendadak berubah akibat peretasan ini. Contoh, halaman situs bukan yang biasanya, jenis huruf ganti, muncul iklan tidak jelas, bahkan mencuri data yang kamu tidak menyadarinya.

7. Kejahatan Skimming

Jenis kejahatan cyber crime lain yang harus diwaspadai, yakni skimming. Skimming adalah kejahatan perbankan dengan cara mencuri data kartu debit atau kartu kredit untuk menarik dana di rekening.

Cara kerjanya membobol informasi pengguna memakai alat yang dipasang pada mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau di mesin gesek EDC. Dengan teknik tersebut, pelaku bisa menggandakan data yang terdapat dalam pita magnetik di kartu kredit maupun debit.

Kemudian memindahkan informasi ke kartu ATM kosong. Akhirnya, pelaku bisa dengan mudah menguras saldo rekening nasabah.


Skimming dapat terjadi ketika kamu sedang transaksi belanja online. Saat kartu debit atau kartu kredit terhubung pada gawai, risiko terkena skimming menjadi lebih tinggi.


Ponsel atau laptop terkoneksi dengan internet sehingga memudahkan pelaku meretas atau mengambil data kartu kredit atau kartu debit. Terlebih jika menggunakan koneksi wifi publik. Jadi, pastikan setiap transaksi online pakai jaringan internet pribadi.


Macam-macam contoh kasus cyber crime :

Ada beberapa jenis kejahatan cyber crime yang harus menjadi perhatian masyarakat, antara lain:

1. Kejahatan Phising. Phising adalah contoh cyber crime untuk melakukan penipuan dengan mengelabui korban. 

2. Kejahatan Carding.

3. Serangan Ransomware. 

4. Penipuan online. 

5. SIM Swap.

6. Peretasan situs dan email. 

7. Kejahatan Skimming.

8. OTP Fraud.

Apa yang Dimaksud dengan Cyber Crime?

Cyber crime adalah tindakan ilegal yang dilakukan pelaku kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer dan jaringan internet untuk menyerang sistem informasi korban.

Misalnya melakukan hack sosial media, membobol perangkat teknologi serta data korban. Lalu kemudian menyikat habis saldo rekening ataupun kartu kredit korban.

Cyber crime Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 19 Tahun 2016. Jadi, belum ada UU cyber crime secara khusus.

Cyber crime termasuk dalam kategori perbuatan yang dilarang dalam UU ITE.

1. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik milik orang lain dengan cara apapun

2. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan  cara apapun  dengan  tujuan  untuk  memperoleh Informasi elektronik dan/atau dokumen Elektronik

3. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan  cara  apapun  dengan  melanggar,  menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

Pencegahan Cyber Crime internal :

1. Lindungi gadget, komputer atau perangkat lain yang digunakan

Lindungilah gadget atau perangkat lain yang ada, baik itu perlindungan untuk akses atau perlindungan terhadap data. Sehingga, orang lain nggak sewenang-wenang menggunakan dan melakukan hal-hal yang nggak kita sukai.

2. Jangan gunakan software bajakan

Gunakanlah peranti lunak resmi. Pasalnya, banyak malware yang tertanam dalam aplikasi bajakan. Karena itu, rekomendasinya adalah bermigrasi menggunakan aplikasi open source yang gratis supaya terhindar dari malware atau spyware.

Karena, biasanya yang nggak open source banyak yang bayar. Mengingat, orang Indonesia enggan keluar duit untuk beli software asli dan lebih memilih bajakan.

3. Pasang perangkat lunak keamanan yang up to date

Penting untuk perangkat lunak keamanan selalu terbarui. Hal itu akan memberikan redefinisi ancaman kejahatan cyber dan virus yang belum terdeteksi dalam versi security software sebelumnya.

4. Menggunakan data encryption

Misalnya, seperti Wi-Fi Protected Access 2 (WPA2) dan lain-lain pada jaringan lokal seperti LAN atau nirkabel di kantor atau rumah, sehingga komunikasi teks yang jelas nggak bisa disadap dan bisa mencegah akses yang nggak sah.

5. Selalu miliki sikap waspada

Waspada itu sangat perlu! Jangan langsung percaya dengan setiap email, telepon, website dan segala iklan yang bertebaran di internet. Memang kejahatannya dilakukan di dunia maya, tapi, di dunia nyata semua akibatnya nggak bisa di putar balik. Waspadalah!

6. Selalu periksa data bank dan data kartu kredit secara teratur

Sekarang ini, banyak data transaksi bank dikirim melalui email. Oleh karena itu, nggak ada salahnya untuk memeriksa transaksi secara teratur. Ini dilakukan supaya bisa dengan cepat mengetahui apakah ada transaksi yang nggak benar.

Jika menggunakan kartu kredit, bisa langsung menghubungi bank dan memblokirnya. Bisa juga mengajukan keluhan kepada bank supaya transaksi dibatalkan.

7. Rajin mengganti kata sandi

Jangan malas untuk mengganti kata sandi akun-akun yang penting secara berkala. Tapi, pastikan untuk menggunakan kombinasi karakter huruf, angka dan atau simbol yang rumit supaya nggak mudah dijebol.

8. Backup data-data secara rutin

Sebaiknya, pengguna memiliki salinan dokumen pribadi, baik itu dokumen seperti foto, musik, video atau yang lainnya. Ini dilakukan supaya data tetap selamat jika sewaktu-waktu ada pencurian data atau kesalahan dalam sistem perangkat yang digunakan.

9. Jangan sembarang membagikan info pribadi

Jaga supaya informasi pribadi nggak jatuh ke tangan yang nakal dan salah. Jika nggak terlalu penting-penting sekali, lebih baik jangan dimasukkan data-data pribadi yang penting ke dalam media sosial. Jika ingin membagikan, bagikan kepada orang terpecaya, jangan cuman orang terdekat saja. Karena, orang terdekat belum tentu orang yang terpercaya.

Dan jangan cuman karena alasan supaya banyak teman, lantas memasukkan semua data pribadi ke media sosial. Itu adalah kesalahan fatal.

10. Abaikan lampiran surat elektronik dan URL yang terindikasi mencurigakan

Selain mengabaikan lampiran email dan URL / alamat web yang mencurigakan, jangan hiraukan juga postingan-postingan aneh yang banyak bergentayangan di media sosial. Kecerobohan cuman akan merugikan diri-sendiri.

11. Jangan langsung tergiur, gunakan waktu untuk berpikir lebih panjang dan matang

Misal, ketika ada tawaran menarik berupa free merchandise atau online sale, jangan terburu-buru mengambil keputusan. Santai saja dan pelajari apa yang mereka tawarkan.

12. Laporkan ke pihak yang berwenang

Faktanya, masih banyak kasus kejahatan cyber yang nggak dilaporkan. Tapi, mulai sekarang jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwenang. Khususnya, untuk hal-hal yang berkaitan dengan eksploitasi seksual, pemerasan, penindasan dan pencurian identitas.

Pencegahan Cyber Crime Eksternal :

1. Penetration testing

Cara mencegah cyber crime yang pertama adalah dengan melakukan penetration testing secara rutin. Hal ini perlu Anda lakukan untuk mengetahui apakah sistem website atau aplikasi yang dikembangkan dan digunakan oleh perusahaan Anda memiliki kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh hacker.

Bayangkan jika Anda sudah melakukan berbagai tindakan preventif untuk meningkatkan IT security di perusahaan seperti menggunakan antivirus atau password yang kuat, namun disisi lain website perusahaan justru memiliki kerentanan yang tidak Anda perbaiki. Hal tersebut tentu akan memberi celah bagi para hacker untuk bisa masuk ke dalam sistem.

Pada dasarnya, penetration testing (pentest) adalah metode pengujian keamanan pada infrastruktur IT yang dilakukan dengan cara-cara yang sering digunakan oleh hackers. Artinya, para pentester (orang yang melakukan pengujian pentest), akan melakukan simulasi serangan cyber untuk mengetahui bagaimana tingkat keamanan pada sistem yang Anda kembangkan. Dari pengujian tersebut, Anda dapat mengetahui kelemahan atau kerentanan apa saja yang ada pada sistem sehingga perbaikan dapat segera dilakukan. 

Saat ini sudah banyak perusahaan yang menyediakan jasa penetration testing yang bisa Anda gunakan. Sebaiknya, pilih jasa pentest yang sudah bersertifikat, berpengalaman, serta menyediakan report yang jelas.

2. Melaksanakan pelatihan karyawan

Karyawan yang tidak terlatih atau tidak memiliki cyber security awareness yang baik dapat menjadi salah satu kerentanan di perusahaan. Oleh karena itulah, penting bagi sebuah perusahaan untuk melatih karyawan mereka agar lebih aware dengan tanda-tanda serangan cyber. Selain itu, mereka juga harus mengetahui bagaimana cara mencegah cyber crime agar tidak terjadi di perusahaannya.

Perlu Anda ketahui, selain karena sistem keamanan yang lemah, pelanggaran keamanan cyber yang terjadi juga banyak disebabkan oleh faktor kesalahan manusia. Salah satu jenis serangan yang banyak dipergunakan untuk mengelabui target adalah dengan menjalankan serangan Social Engineering. Para hacker melakukan serangan tersebut karena mereka memahami bahwa manusia atau user menjadi rantai terlemah pada sebuah sistem keamanan.

Karena kondisi teknologi yang terus berkembang, para hacker akan terus mencari cara-cara baru untuk menerobos sistem keamanan Anda. Oleh karenanya, pelatihan karyawan tentang keamanan cyber juga tidak boleh dilakukan hanya satu kali. Anda dapat memberikan pelatihan siber secara teratur untuk mengikuti perkembangan teknologi terbaru dan memastikan karyawan tidak menciptakan kerentanan keamanan. Para karyawan sebaiknya juga memiliki inisiatif masing-masing untuk lebih aware dengan cyber security terutama ketika mereka sedang mengakses data perusahaan atau sedang berada di lingkungan kantor.

3. Selalu memperbarui semua software yang digunakan

Karena terlalu sibuk dengan bisnis, terkadang Anda lupa untuk memastikan agar semua software yang digunakan di perusahaan terupdate tepat waktu. Padahal, pembaruan software ini penting untuk dilakukan karena menjadi salah satu cara mencegah cyber crime.

Pengembang software, biasanya akan melakukan pembaruan versi pada sistem yang mereka kembangkan untuk peningkatan kualitas software baik dari sisi performa atau sistem keamanan di dalamnya. Jika hacker melihat Anda masih menggunakan software lama yang memiliki cacat kode di dalamnya, maka mereka dapat mengeksploitasi kerentanan tersebut untuk masuk dan mengakses data-data penting di dalamnya. Akibatnya, kasus kebocoran data dapat terjadi sehingga merugikan perusahaan dan pelanggan.

Ransomware WannaCry attack menjadi salah satu serangan cyber terbesar yang merugikan banyak perusahaan karena tidak melakukan pembaruan pada sistem yang mereka gunakan. Kasus tersebut terjadi pada tahun 2017 dan membuat banyak perusahaan kehilangan data. Anda tentu tidak ingin hal tersebut terjadi di perusahaan Anda bukan? Oleh karena itulah, lakukan pembaruan software secara teratur.

4. Gunakan kata sandi yang kuat

Penggunaan password yang kuat merupakan salah satu cara mencegah cyber crime di perusahaan. Oleh karena itu, Anda dan staff lain di perusahaan perlu menerapkan penggunakan kata sandi yang kuat untuk semua sistem atau aplikasi yang dipergunakan. Antara satu aplikasi dengan aplikasi lain juga tidak boleh menggunakan kata sandi yang sama.

Untuk menghasilkan kata sandi yang kuat, Anda dapat mengikuti beberapa tips berikut :

-Gunakan karakter yang panjang

-Kombinasikan kata sandi menggunakan angka, simbol, huruf kapital, dan huruf kecil

-Jangan menggunakan informasi pribadi sebagai password, seperti tanggal lahir.

Selain itu, Anda perlu menghindari penggunaan password buruk untuk sistem Anda. Contoh password yang perlu Anda hindari seperti :

-123456

-password

-123456789

-12345678

-111111

-1234567

-sunshine

-qwerty

-iloveyou

5. Membuat sebuah System Security Plan

System Security Plan adalah dokumen formal yang memberikan gambaran umum tentang persyaratan keamanan untuk sistem informasi serta berisi penjelasan mengenai pengendalian keamanan yang perlu direncanakan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Dokumen tersebut akan mencakup rincian tentang cara membatasi akses untuk pengguna resmi, memastikan karyawan untuk melakukan praktik-praktik keamanan, serta menjelaskan bagaimana karyawan harus merespons ketika terjadi pelanggaran keamanan.

Jika Anda memiliki staff IT yang mampu membuat SSP dengan baik, Anda dapat meminta bantuannya. Namun jika tidak ada staff IT yang mampu membuatnya, sebaiknya Anda menggunakan jasa konsultan karena SSP yang dibuat dengan buruk justru akan membuat kerentanan muncul di dalam perusahaan Anda. 

6. Enkripsi dan backup data sensitif secara rutin

Di era digital, data merupakan aset penting untuk semua bisnis. Backup data yang dilakukan secara rutin akan membantu perusahaan untuk memulihkan data yang hilang ketika terjadi serangan cyber crime. Backup data juga akan melindungi data-data Anda ketika terjadi kerusakan pada sistem komputer. 

Anda dapat melakukan backup data ke drive eksternal atau perangkat portabel lain seperti USB flash drive atau USB stick. Untuk backup yang lebih aman, Anda juga bisa menyimpannya ke dalam cloud yang menggunakan enkripsi ketika mentransfer dan menyimpan data-data Anda. 

7. Gunakan layanan hosting yang aman

Jika Anda mengelola website perusahaan, patikan website tersebut menggunakan layanan hosting yang aman sehingga data-data Anda akan terlindungi. Anda jgua perlu memastikan bahwa layanan hosting yang Anda gunakan dapat memberikan perlindungan terhadap serangan cyber crime seperti DDoS. 

8. Menggunakan Web Application Firewall (WAF)

Untuk melindungi web perusahaan Anda juga membutuhkan Web Application Firewall yaitu aplikasi firewall untuk aplikasi HTTP. WAF ini akan berfungsi sebagai gatekeeper yang melindungi website atau web application perusahaan.

Ketika Anda menggunakan WAF ini, sistem akan memblokir dan menolak akses ketika menemukan lalu lintas yang mencurigakan atau lalu lintas yang memiliki indikasi sebagai ancaman untuk keamanan website perusahaan. Dengan demikian, website akan terhindari dari berbagai ancaman cyber seperti cross-site-scripting (XSS), cross-site forgery, SQL injection, DDoS, dan lain-lain.

9. Gunakan security software

Salah satu bentuk cyber crime yang banyak menyerang perusahaan adalah infeksi malware baik itu dalam bentuk serangan ransomware, worm, trojan, atau yang lain. Malware atau malicious software ini sengaja dirancang untuk  merusak perangkat Anda, mencuri data-data sensitif, dan berbagai tujuan jahat lainnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ptsecurity.com, pada kuartal ketiga di tahun 2020 yang lalu, ransomware menyerang perusahaan dengan frekuensi yang meningkat. Sebagian besar hacker menyebarkan ransomware dengan manipulasi psikologis menggunakan topik COVID-19 sebagai umpan. 

Tidak menutup kemungkinan, untuk menyerang perusahaan, mereka akan menggunakan info-info seputar bisnis untuk mengelabui korban. Jadi, untuk menghindari hal tersebut terjadi, tidak ada salahnya jika Anda menggunakan security software pada perangkat Anda, seperti anti ransomware atau anti virus.

 Kesimpulan Cyber Crime :

 

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT sehingga penyusunan makalah ini dapatterselesaikan tepat pada waktunya. Selain itu kami ingin mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah HUU! " #!U$%AS% atas bimbingan dan moti&asinya. Hukum dan omunikasi adalah mata kuliah yang sangat perludikembangkan dan di pahami mengingat begitu besar peranannya dalam pendidikan' khususnya pada bidang omunikasi dengan kode etiknya dan permasalahannya terutama masalah yangkami bahas kejahatan elektronik di dunia maya yang sedang marak terjadi akhir-akhir ini tentangcyber crime.Penulis menyadari akan kekurangan dalam penysunan makalah ini. arena itu kami sangatmengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.


Komentar